Oleh: G. Sule Sanga
Anggota KPU Kabupaten Flores Timur
Saat ini penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi sebuah kebutuhan pada semua bidang kehidupan, baik ekonomi, social politik, pertahanan keamanan, keagamaan dan lain-lain. Penggunaan Teknologi informasi dan komunikasi dalam berbagai bidang kehidupan yang sudah menjadi sebuah keniscayaan diera digital ini untuk membuat, menyimpan, menyampaikan, hingga menyebarkan informasi terkait dengan apa yang dikerjakan dan apa yang dihasilkan oleh sebuah lembaga atau institusi. Bahkan sebuah institusi yang mempunyai jejaring atau struktur yang sangat luas, menggunakannya untuk memonitoring, mengendalikan dan mengevaluasi semua aktifitas yang dilakukan oleh jejaring atau struktur dibawahnya.
Hal penggunaan Teknologi dan informasi ini sejalan dengan pendapat Wardiana bahwa teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas yaitu informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan yang merupakan aspek strategi untuk pengambilan keputusan.
Dalam Bidang Pemilu dan Demokrasi pun, Penggunaan Sistem Aplikasi sudah menjadi sebuah kebutuhan untuk menjamin akurasi, efektifitas dan efisiensi serta akuntabilitas sebuah proses dan tahapan. Beberapa Sistem Aplikasi yang yang telah dibangun oleh KPU dan digunakan dalam mengelola tahapan Pemilu yakni; Sidalih (Sistem Informasi Data Pemilih), Silon (Sistem Informasi Pencalonan), Sipol (Sistem Informasi Partai Politik), Silog ( Sistem Informasi Logistik) Sidakam (Sistem Informasi Dana Kampanye),
Kemanfaatan aplikasi dalam Pemilu
Praktek Penggunaan teknologi informasi dalam Pemilu di Indonesia tidak hanya untuk menunjang setiap tahapan pemilu, tetapi dipergunakan juga untuk kebutuhan organisasi KPU seperti: koordinasi dan komunikasi antar Penyelenggara pemilu di setiap tingkatan. Beberapa jenis teknologi pemilu yang digunakan di Indonesia dalam mempermudah kerja-kerja penyelenggaraan pemilu (Int. IDEA dan Perludem: Panduan Penerapan Teknologi Pungut-Hitung di Pemilu; hal 80-81) yang diantaranya:
Sidalih
Teknologi pada tahapan pendaftaran pemilih digunakan untuk melakukan tabulasi terhadap daftar nama-nama warganegara yang sudah memiliki hak pilih (genap berusia 17 tahun atau sudah/pernah menikah). Selain mempermudah proses pendaftaran pemilih, pemanfaatan teknologi yang mengedepankan tabulasi data ini tentunya bermanfaat untuk mendorong akurasi daftar pemilih. Pada kepemimpinan KPU periode 2007-2012, aplikasi
Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih) mulai dikembangkan. Sidalih hadir sebagai jawaban atas persoalan ini dengan menawarkan pemanfaatan teknologi yang mampu membangun basis data pemilu secara terpusat, tunggal, akurat, terintegrasi, dan terkini.
Ada dua fungsi dari Sidalih: (1). Digunakan oleh petugas PPS, PPK, sampai dengan KPU RI untuk memutakhirkan data pemilih melalui CRUDE (create, read, update, and delete). Selain memudahkan untuk mendata jumlah pemilih, Sidalih berguna untuk mengalokasikan pemilih ke TPS; (2). Aplikasi Sidalih memiliki fungsi untuk mempublikasikan daftar pemilih secara daring, sehingga pemilih bisa memastikan dirinya sudah terdaftar atau belum. Selain itu, KPU dapat melakukan monitoring di seluruh daerah secara terpusat untuk melihat perkembangan pendaftaran pemilih, potensi pemillih ganda, dan data pemilih yang belum lengkap.
Silon
Sistem Informasi Pencalonan (Silon) diperuntukkan bagi proses pendaftaran Bakal Calon Presiden, Bakal Calon DPD dan Anggota DPR serta DPRD. Sistem ini pertama kali dikembangkan di Pilkada Serentak 2015.
Terdapat tiga tujuan utama yang melatarbelakangi kehadiran Silon: 1. Untuk memudahkan kerja-kerja penyelenggara pemilu dalam melakukan pendaftaran Bakal Calon dan verifikasi kelengkapan syarat administrasi; (2) Melalui Silon Publik dapat melihat Bakal Calon. Sementara manfaat Silon bagi Partai Politik (Ilham Saputra: Berita Satu, 7 Mei 2018) adalah; (1) dapat memvalidasi keterpenuhan syarat 30 persen perempuan dan penempatannya di setiap dapil sesuai ketentuan; (2) parpol dapat memvalidasi keterpenuhan syarat calon sehingga tidak ada calon ganda baik ganda antara parpol, antara dapil, dan antara lembaga perwakilan; (3) pengisian data bakal calon hanya satu kali untuk seluruh formulir; (4) Silon dapat membuat parpol menggunakan formulir sesuai format Peraturan KPU dan Silon juga bisa membuat DPP parpol dapat memantau proses pencalonan yang dilakukan oleh DPW/DPC.
Silog
Silog dibangun Untuk memudahkan KPU dalam mengawasi dan mensupervisi proses pengadaan dan pendistribusian logistik pemilu. Melalui aplikasi ini, KPU pada tingkat kabupaten/kota yang bertanggung jawab untuk mendistribusikan logistik pemilu seperti surat suara, bilik suara, tinta, dan berbagai formulir terkait pemungutan suara dan rekapitulasi suara dapat secara berkala dan berkelanjutkan memberikan perkembangan distribusi logistik pemilu.
Pada sisi lain, KPU RI dapat mengontrol apakah logistik pemilu sudah diterima satuan kerja di bawahnya. Dengan demikian, terdapat dua akses informasi yang dapat dilihat melalui Silog, yakni informasi berkaitan dengan sudah atau belumnya logistik pemilu dikirim (pengiriman logistik) dan informasi sudah atau belum diterimanya logistik pemilu (penerimaan).
Sidakam
Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntablitas, KPU membuat portal informasi mengenai laporan dana kampanye. Portal ini berisi Laporan Awal Dana Kampanye (LADK) dengan rincian asal sumber sumbangan baik perseorangan, badan usaha, atau partai politik, serta dari calon disertai dengan besaran jumlah minimalnya.
Portal ini juga memberikan informasi mengenai rincian besaran dan bentuk pengeluaran kampanye dan hasil audit terhadap Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK).
Sipol
Sistem Informasi Partai Politik (Sipol) merupakan perangkat daring yang disediakan untuk memudahkan tahapan pendaftaran dan verifikasi partai politik peserta pemilu. Terdapat dua tujuan utama dari pemanfaatan Sipol: (1) Bagi Partai politik, keberadaan Sipol dapat memudahkan setiap calon partai politik peserta pemilu untuk mengisi data kepengurusan di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/ kota, sampai dengan ranting, termasuk jumlah anggota partai politik sebagai syarat yang diatur dalam UU Pemilu untuk menjadi partai politik peserta pemilu; (2) Bagi KPU, Sipol dapat memudahkan penyelenggara pemilu untuk memverifikasi kepengurusan, termasuk anggota partai dengan format data yang seragam antara satu partai politik calon peserta pemilu dengan partai politik lainnya (Lee dkk, 2017: 109).
Melalui Sipol, publik dapat melihat secara detail sebaran kepengurusan partai politik, jumlah anggota dan pengurus di setiap tingkatan, termasuk tingkat keterwakilan perempuan. Dengan adanya Sipol, diharapkan derajat transparansi dan partisipasi masyarakat meningkat dalam proses verifikasi partai politik peserta pemilu.
Urgensi Sipol dalam pendaftaran, verifikasi, dan penetapan partai politik
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2024 telah mengatur Tahapan Pendaftaran dan Verfikasi Peserta Pemilu dimulai tanggal 29 Juli 2022 dan berakhir pada tanggal 13 Desember 2022 dengan asumsi tanpa sengketa. Itu artinya bahwa Persiapan Lembaga Penyelenggara Pemilu (KPU) dan Peserta Pemilu (Partai Politik) untuk memasuki tahapan tersebut telah dan sedang di laksanakan sesuai dengan Tahapan dan Jadwal ( election time table) tersebut.
KPU pada saat ini sedang melaksanakan aktifitas Penyusunan Peraturan Teknis Tentang Pendaftaran, Verifikasi dan Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPR dan DPRD ( memasuki Tahap RDP) dan telah melaunching Aplikasi Sipol pada tanggal 24 Juni 2022, sementara Partai Politik pun diharapkan sedang mempersiapkan segala dokumen yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu agar memenuhi syarat dan layak mengikuti Proses menjadi Peserta Pemilu.
Dalam Tahapan ini, KPU dan Struktur dibawahnya, Partai Politik dan Struktur dibawahnya akan melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan aplikasi Sipol. Mengapa Sipol? Karena sipol sudah terbukti sangat membantu Penyelenggara Pemilu dan Peserta Pemilu serta Para Pihak dalam Proses Pendaftaran, Verifikasi dan Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu, dengan ruang lingkup mencakup Pendaftaran, verifikasi Administrasi, verifikasi factual dan Penetapan Peserta Pemilu serta penambahan Fitur Pemutakhiran Data Partai Politik Berkelanjutan. Dengan sejumlah fitur yang berfungsi untuk menginformasikan tahapan dan jadwal dan pengingat berakhirnya tahapan, menginformasikan progres tahapan (untuk memonitor hasil pendaftaran verifikasi dan penetapan secara langsung), menampilkan informasi syarat minimal persebaran dan jumlah Anggota, menampilkan data wilayah secara lengkap, mencari anggota dan Pengurus, back up data Anggota serta yang tak kalah penting adalah Pemutakhiran Data Parpol secara berkala. Menggunakan Sipol akan sangat menjamin Tahapan dilaksanakan dengan professional, akuntabel, akurat dan transparan.
Apabila Pengelolaan tahapan Pendaftaran, Verifikasi dan Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPR dan DPRD menggunakan cara-cara yang konvensional maka akan sangat mungkin tingkat kepercayaan public (public trust) terhadap kinerja, imparsialitas Penyelenggara Pemilu akan sangat rendah, begitupun dengan keyakinan publik terhadap institusi Partai Politik. Publik akan sangat skeptic tentang aspek legalitas partai politik terutama syarat keanggotaan partai politik, yang mungkin terdapat anggota ganda identik maupun potensi ganda antar Partai Politik yang tidak bisa teridentifikasi, atau mungkin Anggota Parpol berstatus sebagai PNS, TNI/Polri serta yang masih berusia 17 tahun. Sipol dikembangkan untuk menjawabi dan mengatasi segala Problem tersebut.
Terlepas dari polemik yang berkembang dan mungkin terus menjadi diskursus public bahwa, sipol tidak diatur tegas dalam Undang-Undang, Sipol hanya sebagai alat bantu dan lain sebagainya, tetapi upaya dan langkah progresif KPU ini perlu mendapat dukungan semua pihak sebagai pengejahwantahan Prinsip Penyelenggara Pemilu yang terbuka, proporsional dan professional serta akuntabel.
Tantangan kita
Apapun Teknologi informasi yang dikembangkan untuk membantu KPU dalam melaksanakan Tahapan Pemilu, harapan akhirnya adalah dapat memunculkan kepercayaan publik terhadap kerja Penyelenggara Pemilu.
Piramida kepercayaan International IDEA untuk e-vooting ( 2011), bisa direplikasi dan dijadikan pedoman untuk mengembangkan Teknologi informasi apapun yang digunakan dalam melaksanakan Tahapan Pemilu termasuk Sipol. Dengan mengedepankan prinsip penerapan teknologi pemilu dan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Tahap Pengkajian dan Perencanaan, Tahap Pengadaan dan tahap Penerapan maka teknologi Pemilu dari waktu ke waktu akan semakin andal dan terpercaya.